Kamis, 18 April 2013

Tips Mengelola Rasa Tersinggung… belajar teori ketersinggungan

Baru saja saya menyinggung orang.. saya bingung kok jadi tersinggung ? maksud saya kan nggak mau menyinggung…. tapi saya diberitahu teman dia tersinggung oleh saya…..pernahkah anda mengalami hal serupa ? Awalnya saya tidak habis pikir kok dia tersinggung sih ? Wong hal tersebut benar adanya, dan maksud saya memberi masukan agar dia lebih baik. Kalau tersinggung karena dituduh yg tidak benar itu wajar.. begitu pikiran saya …. Karena kenyataannya saya menyinggung perasaan org lain walaupun itu bukan tujuan saya, sayapun tidak menyukai hasil tsb. Saya kemudian mencoba mempelajari mengapa orang bisa tersinggung ? Harapannya tentu saja agar saya lebih berhati-hati kedepan dan menjadi pribadi yg lebih baik. Berikut hasil perenungan saya mengenai ketersinggungan : 1. Menyinggung karena menuduh melakukan sesuatu yg tidak dilakukan / tidak benar. Ini kesalahan paling parah, tergolong kejahatan. Secara umum ini disebut Fitnah. Secara umum kita tersulut emosinya bila kita di fitnah. Namun semakin bijak kita.. kita semakin mampu mengelola emosi sekalipun kita difitnah. Ini pengelolaan emosi tk tinggi. Sudah banyak ulasan mengelola fitnah khususnya dalam kisah kisah religi. jadi ketersinggungan tipe ini anda bisa belajar dari banyak contoh kisah religi. 2. Menyinggung karena menyampaikan suatu kebenaran namun bersifat kesukaan, umumnya masalah fisik. Ini juga lumayan parah, setidaknya ini melawan kepatutan atau sopan santun. Secara umum ini disebut penghinaan. Misalnya : kamu jelek, kamu pendek. Walaupun benar secara umum orang tersebut wajahnya jelek atau pendek, namun menyampaikannya secara langsung apalagi di depan umum ini sangat tidak sopan dan yang bersangkutan hampir selalu merasa terhina. Pengelolaan ketersinggungan ini lebih rendah dibandingkan difitnah, walaupun tidak bisa dikatakan mudah. Makin dewasa kita makin memahami kekuatan kelemahan kita.. maka makin mudah kita mengelolanya. Menyadari tidak ada manusia sempurna, setiap manusia punya kelemahan dan kelebihan..kebesaran hati menerimanya. Ketersinggungan ini juga dipengaruhi oleh cara penyampaian . Jika cara penyampaiannya kasar maka emosi akan lebih mudah meletup… tapi bila dalam canda mungkin akan berbeda.. dan semua itu bergantung pada hubungan diantara penghina dan yang dihina. Hubungannya semakin baik maka emosi lebih mudah dikendalikan. 3. Menyinggung karena menyampaikan kebenaran yg tdk menyangkut kesukaan atau fisik. Disini lebih rumit lagi. Biasanya masing-masing baik yg menyampaikan maupun yg menerima sama sama merasa benar dan menyalahkan pihak lain. Konflik tak terduga sering terjadi karena hal ini. Perbedaan prinsip, wawasan, budaya, latar belakang pendidikan, dll merupakan penyebabnya. Banyak sekali contoh untuk hal ini, dan masih memungkinkan untuk dibagi kedalam berbagai kategori ketersinggungan. Misalnya : Kamu itu sering banget telat ! ; Kamu kurang disiplin ! ; Kamu perlu belajar lebih banyak mengenai (hal tertentu) ! ; Kamu sebaiknya lebih bijaksana (dalam bertindak sesuatu) ! ; Kamu harus lebih melihat kepentingan yang lain dong ! ; Kamu itu salah ! ; Kamu itu sombong ! ; Orang jawa itu kalau bicaranya muter muter, ; dll Dari pihak yang menyampaikan, ini adalah fakta… tidak perlu tersinggung. Tapi kenyataannya ini bisa dipersepsikan lain oleh yang menerima dan sangat menyinggung. Derajat ketersinggungannya (kontinumnya) sangat lebar…bergantung taraf kebenaran dan pengelolaan emosi yg dilihat kedua belah pihak. Ketersinggungan bisa sampai : - Merasa dihina bahkan sampai merasa difitnah - Bisa juga sebenarnya mengakui kebenarannya tetapi angkuh menerima masukan atau - Bisa juga berterimakasih..sama sekali tdk tersinggung… karena kebesaran hati menerima masukan. Oleh karena itu, menyamakan persepsi atau sudut pandang serta membuka diri untuk menerima masukan adalah kunci sukses mengelola ketersinggungan kategori ini. Sementara untuk yg menyinggung lebih berhati-hati… lihat/perhatikan atau duga kepekaan penerima akan hal yg mau disampaikan. Masing masing contoh kasus diatas sebenarnya bisa dibahas lebih dalam lagi baik dari sisi pemberi pesan (yg menyinggung) atau penerima pesan (yg tersinggung). 4. Ketersinggungan karena menyampaikan pujian Ini jelas-jelas menyampaikan hal positif, tapi tetap saja bisa terjadi ketersinggungan. Sekalipun yang menyampaikan bermaksud tulus, bisa saja yg menerima menganggap sindiran. cibiran, atau ledekan. Selain faktor ketulusan penyampaian, ketersinggungan ini dipengaruhi juga oleh tingkat kepercayaan antara pemberi pesan dan yang menerima pesan. Hubungan yang makin baik dimana kepercayaan meningkat, maka ketersinggungan akan lebih mudah dihindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar