Selasa, 02 April 2013

ASMARA SEORANG PELAUT

Janji tinggal janji itu bukan kata yang tepat mengungkapkan ikrar para pelaut sesungguhnya, seringnya berteman dengan para pengarung luasnya samudera membuat kita mengerti, tidak semua pelaut bersifat seperti itu kepada pacar atau isterinya, hasrat dan cinta yang mereka bawa dalam kehidupan di atas kapal sebenarnya bisa dapat terus di jaga asalkan terbentuk komitmen di kedua belah pihak yang mencinta. Nenek moyang ku seorang pelaut …, lagu ini mengungkapkan betapa heroiknya pelaut – pelaut Indonesia mulai dari jaman kapal layar sampai yang bermesin super power. Pelaut di negeri kta secara teori dapat di kelompokkan menjadi tiga : Pelaut mandiri yang biasa di sebut nelayan, mereka biasanya bekerja perorangan atau berkelompok di zona local domisili Pelaut instansi pemerintah, baik militer maupun sipil, biasanya juga bekerja di zona maritim tugas mereka. Pelaut niaga, mereka bekerja kebanyakan di perusahaan swasta, ada juga yang bertugas di kapal milik BUMN. Jabatan tertinggi di kapal selain militer adalah Capten, mereka ini berijazah ANT 1 ( Ahli Nautika 1 ) yang lisensinya di Indonesia di keluarkan oleh Kementrian Perhubungan. Capten beserta ABK, telah mendapatkan pengetahuan teori dan praktek dasar dan keahlian dalam berlayar, untuk kapal – kapal yang line luar negeri, mereka sangat di haruskan mampu berkomunikasi lancar dalam bahasa Inggris. Ilustrasi antara laut dan daratan, Photo udara Singapura dibidik oleh Piere Barutu Siap di kejar angin taifun diterjang ombak melebihi tinggi kapal, tugas jaga malam memandang lautan tidak berujung, itulah keseharian mereka. Kontrak kerja dan perjalanan di atas laut di bawah langit ini, sangat berbeda dengan nyamannya transportasi darat atau udara, untuk kapal niaga kargo / container 1 kapal di huni lebih dari 10 orang dengan tugas masing – masing, jarang ada wanita di dalam kapal seperti ini yang turut bekerja, kecuali sedang kerja praktek / proyek laut ( wanita itu biasanya pelajar ) . Asmara Pelaut : Bagi Pelaut tidak ada kata sulit mempunyai kekasih, rata – rata mereka berkantong tebal, untuk jabatan paling rendah saja , 10 sampai 30 juta rupiah bisa diterima per bulannya, inilah salah satu faktornya selain kesendirian. Saat mereka pulang ke rumah asal, bagi yang berkeluarga pasti akan tampil menjadi lazimnya seorang bapak, yang mash single akan kelihatan tampil beda dibandingkan teman seusianya Satu cerita tentang kapal berbendera salah satu negara Eropa, namun ABK nya banyak orang Indonesia, menyaksikan para wanita penghibur dibiarkan masuk pelabuhan dan berebut naik kapal yang akan sandar dilanjutkan memberikan terapi bagi beberapa orang di kapal itu, dan jika tidak ada terapis tersebut beberapa pelaut akan mencari di luar pelabuhan dan bukan rahasia lagi di antara mereka ketika kembali ke rumah, harus menjadi kalem lagi, taat beribadah dan sayang keluarga, atau pacar . Bagi isteri dan pacar di daratan yang tidak bisa menjaga diri dan keluarganya saat di tinggal , banyak yang berakhir kehancuran akibat mereka galau dengan berbagai alasan kesepian atau tidak dapat mengelola transferan yang di percayakan suami kepada mereka. pernah seorang suami hampir menceraikan isterinya karena puluhan juta uang yang dikirimnya bertahun – tahun ketika di pertanyakan olehnya, si isteri tidak dapat memberikan pertangung jawaban pemakaian gaji suaminya. Jika perceraian itu terjadi berarti akan menambah goresan cerita yang dari luar akan semakin terlihat kelamnya asmara para pelaut, asmara mereka sering berpindah – pindah layaknya pelabuhan yang sebentar singgah , sebentar lagi di tinggalkan. Tetapi ini hanya cerita yang tidak selalu begitu kisahnya karena itu semua tergantung kepribadian dan keteguhan prinsip cinta yang mereka jalani, ditambah memory cinta terbaik suka maupun duka yang harus mereka jalani selalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar