Kamis, 18 April 2013

Taruna BP2IP Tangerang Tewas Saat Ospek

TANGERANG – Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) merenggut nyawa di Kabupaten Tangerang. Erfin Yunianto, 15, Taruna Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) tewas pada hari keempat saat pelaksanaan Ospek di kampusnya. Informasi yang dihimpun, Ospek yang dilakukan kampus yang berada di Jalan Raya Karang Serang, Nomor 1, Kecamatan Sukadiri, itu sudah memasuki hari keempat. Namun, Kamis (12/7) malam, sekitar pukul 23.00, korban tiba-tiba mengalami kejang-kejang. Dugaan korban kelelahan selama mengikuti proses Ospek. Namun, sejauh ini belum didapat kepastian resmi penyebab kematian putra bungsu dari pasangan Mulyono, 50 dan Sundari, 45, warga Griya Sangiang Mas, B 4 No 7, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang ini. Sebelum meninggal, Panitia melarikan korban ke RS Kesdim Gatot Subroto, namun karena peralatan kurang memadai, korban dirujuk ke RS Sari Asih. Beberapa saat diberi pertolongan di RS Sari Asih, Erfin menghembuskan nafas terakhir, dan jasadnya pun dikirim ke RSUD Tangerang untuk perolehan visum. Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kabupaten Kompol Shinto Silitonga ketika dihubungi membenarkan adanya trgedi kematian pada ospek itu. Namun hingga sore ini, pihak keluarga belum membuat laporan secara resmi. “Namun demikian, identifikasi awal sudah dilakukan polisi untuk mengusut kematian Erfin ini,” katanya. Dibeberkan Shintho, karena keluarga belum membuka laporan, kepolisian belum bisa melangkah lebih jauh. Malah, lanjut Shinto, keluarga menolak untuk dilakukan visum etrepertum. Namun begitu, kata Shinto, pihaknya telah menerima khabar dari keluarga korban bahwa akan segera membuka aduannya. Jika itu benar, lanjutnya, sudah barang tentu kepolisian akan langsung turun tangan dengan memintai keterangan kepada pihak-pihak yang diduga mengetaui penyebab kematian korban ini. “Dari situ nanti berkembang, apakah kematian Erfin ini sebagai akibat kriminal atau murni karena kelelahan,” tandasnya. Suparmin, 48, salah seorang kerabat korban mengatakan, ketika masuk ke perguruan tinggi itu, korban, segar bugar. Tidak ada riwayat penyakit akut, sehingga diterima menjadi taruna di BP2IP itu. “Keluarga masih menaruh curiga akan kematian Erfin ini,” paparnya. Suparmin juga membenarkan, keluarga tidak mengijinkan dilakukannya otopsi terhadap jenazah Erfin. Pihak keluarga, lanjut Suparmin, hanya minta pertanggung jawaban pihak BP2IP, sebagai penyelenggara Ospek yang mengakibatkan tewasnya Erfin. “Pihak keluarga tidak melakukan otopsi terhadap jenazah Erfin, namun kami tetap akan minta pertanggung jawaban kepada pihak BP2IP, sebagai penyelenggara Ospek yang menyebabkab meninggalnya Erfin” ujarnya. Kepala BP2IP Marihot Simanjuntak yang datang melayat ke rumah duka, Jumat (13/7) menuturkan Erfin meninggal saat mengikuti masa orientasi pada hari keempat. Dan sampai saat, katanya, ini belum diketahui persis apa penyebabnya, “Kami belum tahu pasti apa penyebab kematian Erfin, karena sejauh ini kami belum melihat hasil visum. Tapi, memang sebelumnya Erfin mengalami kelelahan saat mengikuti masa orientasi yang memasuki hari ke empat,” terangnya. Saat ini, lanjut Marihot, pihak BP2IP sedang memikirkan bagaimana caranya untuk menyantuni keluarga. Masalahnya, Erfin belum terdaftar, sebagai peserta asuransi di lembaga pendidikan tersebut. “Kami akan berupaya mencari dana sebagai santunan belangsungkawa kepada keluarga,” tandas Marihot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar