Sabtu, 21 September 2013

Kesehatan di Kota Padang

Sebagai salah satu pusat kesehatan di Pulau Sumatera, Kota Padang telah memiliki fasilitas kesehatan yang cukup lengkap. Selain memiliki beberapa rumah sakit yang bertaraf nasional dan internasional, rumah sakit tersebut juga telah didukung oleh beberapa perguruan tinggi yang berkaitan dengan kesehatan. Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil yang didirikan oleh pemerintah pusat pada tahun 1953 merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah Sumatera bagian tengah.[91] Rumah sakit ini telah berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Politeknik Kesehatan Padang. Setelah gempa 30 September 2009, kondisi bangunan dan peralatan rumah sakit ini memprihatinkan.[92] Rumah Sakit M. Djamil saat ini tengah berusaha memperbaiki program Hospital Disaster untuk mengantisipasi kejadian serupa nantinya.[93] Pemerintahan Kota Padang sendiri juga telah memiliki rumah sakit yang bernama Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Rasidin.[94] Untuk memberikan pelayanan yang maksimal, pemerintahan Kota Padang juga telah mendirikan sebanyak 20 buah puskesmas dan 58 buah puskesmas pembantu pada wilayah kecamatan di kota ini. Untuk tahun 2007, satu puskesmas di Kota Padang rata-rata melayani 41.000 orang. Angka ini lebih tinggi dari konsep ideal wilayah puskesmas yang hanya untuk melayani 30.000 orang saja, sehingga jika ditinjau dari penyebaran, sarana kesehatan sudah memadai. Namun jika ditinjau dari aspek mutu pelayanan kesehatan masih jauh dari yang diharapkan.[90] Selain itu, di kota ini juga terdapat sejumlah rumah sakit yang dikelola oleh BUMN, Kepolisian, TNI AD dan pihak swasta. Pada tahun 2013, PT Semen Padang meresmikan Semen Padang Hospital yang merupakan rumah sakit bertaraf internasional pertama di Sumatera Barat.[95] Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo yang dikelola oleh TNI AD terletak pada kawasan cagar budaya Ganting. Rumah sakit ini berdiri pada komplek bangunan peninggalan zaman Belanda dan sebelumnya merupakan tempat peristirahatan para tentara kolonial.[65] Rumah Sakit Selasih merupakan rumah sakit swasta yang dikelola secara bersama dengan pihak Kumpulan Perubatan Johor (KPJ) Sdn Bhd dari Malaysia,[96] namun akibat gempa bumi 30 September 2009 rumah sakit ini mengalami kerusakan berat.[97] Pelayanan umum !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pelayanan umum Kota Padang Untuk melayani kebutuhan akan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM Kota Padang sampai tahun 2007 telah memiliki 13 unit sumur bor dan Instalasi Pengolahan Air Lengkap (IPAL) di wilayah Gunung Pangilun dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di wilayah Lubuk Minturun, Ulu Gadut, Pegambiran dan Bungus.[98] Sekitar 60% akan kebutuhan air bersih dipasok dari perusahaan pemerintah daerah ini.[99] Selain itu pada tahun 2006 kota ini diharapkan telah memiliki fasilitas untuk penyediaan air siap minum.[100] Sedangkan untuk mengantisipasi kebutuhan akan energi listrik, di kota ini telah dibangun PLTU Teluk Sirih unit I yang terletak di Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan ditargetkan selesai pada Desember 2011 dengan kapasitas 1x112 MW.[101] Namun karena banyaknya kendala selama pembangunan konstruksinya, proyek ini kemungkinan baru dapat diselesaikan pada bulan Juli 2012.[102][103][104] Untuk jaringan telekomunikasi, hampir di setiap kawasan dalam kota ini telah terjangkau jaringan telepon genggam. Pada kawasan tertentu telah tersedia layanan gratis internet tanpa kabel (Wi-Fi) atau dikenal juga dengan hotspot yang terdapat pada beberapa perguruan tinggi, pusat perbelanjaan, hotel, bahkan kantor polisi.[105][106] Dalam menangani masalah sampah, pemerintah kota memfungsikan lahan pada Kecamatan Koto Tangah di TPA Air Dingin seluas 30.3 ha, yang berjarak 17 km dari pusat kota serta berjarak 7 km dari kawasan pemukiman. Dari 1.432 m³ sampah per hari yang dihasilkan di Kota Padang, hanya 800 m³ sampah per hari yang dapat dikelola di TPA tersebut.[107] Selain itu kota ini juga masih terkendala dengan jumlah armada untuk mengangkut sampah yang tidak sebanding dengan banyaknya sampah, idealnya kota ini memiliki 150 buah kendaraan pengangkut sampah yang saat ini baru tersedia sebanyak 63 buah.[108] TPU Tunggul Hitam Penyediaan sarana Tempat Pemakaman Umum (TPU) bagi masyarakat merupakan bagian dari tugas pemerintah dalam partisipasinya kepada rakyat. Dalam hal ini Pemerintah Kota Padang telah menyediakan lahan untuk penggunaan tersebut pada beberapa kawasan, di antaranya TPU Tunggul Hitam dan TPU Air Dingin.[109] Sejak dahulu Kota Padang sangat rawan terhadap banjir. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda telah mencoba menanggulangi di antaranya dengan menata tata ruang dan tata kota terutama memperbaiki beberapa bantaran sungai yang membelah kota ini,[110] namun belakangan hal ini terabaikan sehingga baru-baru ini banjir sampai merendam beberapa kawasan di Kota Padang.[111] Sebelumnya beberapa kawasan terutama di Kecamatan Koto Tangah merupakan kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air namun pemerintah kota menetapkan kawasan tersebut sebagai daerah perkembangan perumahan sehingga menjadi daerah pemukiman padat penduduk. Perubahan fungsi ini berdampak jika curah hujan cukup tinggi (>223,03 mm/jam) maka terjadi banjir yang menggenangi kawasa seluas 44.09 Ha dengan tinggi genangan air mencapai 60 cm selama lebih dari 6 jam.[112] Sementara sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari 19 areal dengan luas cakupan 3.986 Ha, yang kesemuanya mengalir ke arah sungai utama yaitu Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin.[107] Kota Padang termasuk kota di Indonesia yang berada pada kawasan berkategori rawan gempa bumi dan tsunami. Untuk mengantisipasi hal itu pemerintah setempat telah membangun beberapa kawasan tertentu sebagai lokasi evakuasi terhadap kemungkinan bencana alam tersebut.[113][114] Namun belajar dari pengalaman gempa bumi 30 September 2009, beberapa jalur jalan evakuasi yang telah dirancang sejak tahun 2005 belum dapat memberikan sistem penyelamatan massive yang baik bagi masyarakat yang umumnya berada di zona merah bahaya tsunami.[115] Tingginya tingkat kekacauan lalu lintas, serta kurangnya koordinasi pada masyarakat waktu itu,[116] membuat pemerintah setempat perlu memikirkan mitigasi bencana yang tepat dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi pada masa depan.[117][118][119] Pada tahun 2011, di kota ini selesai dibangun gudang Palang Merah Indonesia (PMI) yang ketiga di Indonesia. Gudang regional ini memiliki kapasitas untuk menampung 2.000 paket family kit, 2.000 paket terpal, 2.000 kotak hygiene kit, 4.000 paket matras, 4.000 kelambu, 8.000 jerigen, dan 1.000 kantung mayat. Pemerintah berharap gudang ini dapat berfungsi dalam penanggulangan bencana alam terutama di wilayah Sumatera.[120]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar