Senin, 25 Februari 2013

Perjalanan Belajarku

Aku mulai dari hati aku yang mendobrak, berteriak, Aku lelah membiarkannya hingga aku putuskan untuk tidak keluar lewat lidah ini, biarkan jariku yang menjadi kurir. Sore itu sensitifitas aku meningkat, walaupun hanya sedikit. Ketika sebuah ucapan mengungkap sensitifitasku. Sudahlah, bukan itu yang jadi utama. Tapi hal itu memulai tulisan ini. Teringatlah teori pembelajaran quantum yang aku pernah pelajari sebelumnya. Ada sebuah kutipan dari de potter yang menyatakan bahwa belajar itu mengandung resiko. Aku menyadari hal itu. Hingga akhir-akhir ini aku merasakan hal tersebut. Sebelumnya pernah dapat berbagai sumber belajar, baik yang formal ataupun yang informal. Tapi resiko yang ada tidak seperti yang aku rasakan sekarang. Banyak resiko yang mengiringi belajarku, cape, lelah, pusing, stress, dsb. Tapi jarang sekali sebelumnya menghadirkan resiko yang melibatkan perasaan. Saat inilah mungkin waktu memberiku salah satu pelengkap dalam perjalanan belajarku. Resiko saat ini yang aku rasakan berupa pengorbanan perasaan demi sampainya pelajaran kepadaku saat interval yang panjang ini. Apa yang diharapkan tidak selamanya menjadi menjadi milik Kita. Tapi itu semua harus diyakini sebagai sebuah penambahan pelajaran bagiku. Manusia merupakan makhluk yang sempurna. Banyak hal lebih yang Allah anugerahkan kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk lain-Nya. Salah satu anugerah yang manusia terima adalah akal. Setiap orang dikaruniai akal, tapi setiap orang berbeda dalam menggunakan akal tersebut. Oleh karena itu, pemikiran tiap manusia pun beragam. Banyak kegiatan manusia yang melibatkan akal. Contohnya adalah penyampaian ide seseorang kepada orang lain. Penyampaian ide tersebut memiliki berbagai tujuan. Berbagi ide sesama manusia bisa berfungsi untuk memecahkan suatu permasalahan. Penyampaian ide seseorang tidak selamanya berjalan lancar. Adakalanya seseorang memiliki beberapa hambatan dalam penyampaian idenya sehingga ide yang disampaikan tidak sampai kepada sasarannya. Lebih parah lagi, ide yang disampaikan tidak diterima oleh beberapa kelompok. Ada beberapa alasan tidak diterimanya ide seseorang oleh suatu kelompok. Ide yang disampaikan mungkin tidak diharapkan oleh beberapa kelompok tersebut dan dianggap akan mengganggu keberlangsungan kelompok tersebut. Sama halnya jika ide yang merupakan sebuah kebenaran diungkapkan kepada sebuah kelompok yang senang dengan suatu kebiasaan buruk. Mungkin saja ide yang diungkapkan ditolak mentah-mentah, bahkan ditambahkan ucapan-ucapan kasar. Seperti halnya Rasulullah yang tidak disukai oleh beberapa orang kafir ketika beliau menyampaikan kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar