Senin, 25 Februari 2013

guru terhebat

Aku pernah belajar bersama guru yang menurutku begitu hebat. Belajarnya gak sendirian, tapi bersama-sama dengan teman sekelas lainnya. Teman-teman mengakui kalau beliau adalah guru yang hebat. Ketika di kelas, beliau mengajar dengan cara yang menyenangkan. Selain membawakan materi secara sistematis, beliau juga bisa membuat kami tersenyum bahkan tertawa kecil. Sungguh suasana kelas yang Aku rindukan waktu itu. Setelah pelajaran selesai, ingin rasanya segera belajar lagi dengan guru tersebut. Sebagaimana guru-guru yang lainnya, guru yang satu ini setelah selesai membahas satu bab selalu mengadakan tes sebagai evaluasi pembelajaran. Beberapa hari atau beberapa minggu setelah dilaksanakan tes, Nilai pun keluar. Setiap siswa menerima hasil tesnya masing-masing. Suasana kelas menjadi sedikit ribut dipenuhi obrolan mengenai nilai yang mereka terima dari hasil tes. Guru pun tidak langsung membuka pelajaran, beliau mengumumkan sesuatu terkait hasil tes yang baru saja dibagikan. “Selamat kepada kalian yang mendapat nilai yang memuaskan. Bagi yang nilainya di bawah 70, harap mengikuti tes remedial yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.” Temanku yang duduk di sebelahku berkata, “Kok masih ada ya siswa yang nilainya kurang, padahal guru ngejelasin materinya ngena banget.” Temanku yang duduk di depan pun ikut ngobrol, “Mau guru sebagus apapun, kalo siswanya kurang pinter mah tetep aja gak bakalan ngaruh.” Selesai dengan perbincangan mengenai nilai yang didapat dari tes, guru pun mengkondisikan siswa supaya kembali tenang. Pembelajaran pun kembali berjalan. Dari cerita di atas, dapat kita ambil beberapa pelajaran. Beberapa siswa cenderung memiliki minat terhadap suatu pelajaran salah satunya berdasarkan gurunya ketika mengajar. Ketika guru dianggap asik dan menyenangkan bagi siswa, maka siswa pun akan termotivasi untuk belajar mata pelajaran yang diajar guru tersebut. Beruntung bagi siswa yang mendapat guru yang menyenangkan. Belajar pun tidak hanya di kelas bersama guru tersebut, tapi juga rajin belajar di rumah. Intensitas belajar meningkat ketika akan menghadapi tes. Kenyataannya, tidak semua siswa terpengaruh motivasi belajarnya walaupun mendapat guru terhebat sekalipun. Sebenarnya motivasi untuk belajar selain dari guru, datang dari diri sendiri. Motivasi dari diri siswa sendiri ditambah guru yang menyenangkan akan membuat siswa mudah mendapat pelajaran. Kerjasama yang baik antara guru dan siswa akan membuat guru mudah menyampaikan materi pelajaran, siswa pun mudah untuk menerima materi pelajaran yang disampaikan guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar