Selasa, 20 November 2012

Mimpi Kemarin Adalah Kenyatan Hari Ini


Ungkapan di atas sebenarnya sudah sering didengar oleh kaum Muslimin sejak lama. Begitu seringnya sehingga -mungkin- ia sudah terasa samar dan absurd. Bahkan ada yang sampai mengatakan, “Mengapa masih ada kelompok baru yang mengungkap kembali idealisme ini. Idealisme yang terbukti tak pernah bisa menjadi kenyataan? Mengapa mereka masih saja berenang di lautan mimpi-mimpi?”

Tenanglah wahai saudaraku seiman. Apa yang hari ini tampak samar dan absurd bagi kalian, justru merupakan aksioma yang begitu dekat dengan realita bagi pendahulu pendahulu kalian. Sungguh, jihad apa pun yang kalian lakukan takkan pernah membuahkan hasil selama ia belum menjadi demikian pada diri kalian.

Percayalah padaku, para pendahulu itu telah memahami Al Quran sejak pertama kali ia diturunkan kepada mereka, dan mereka membacanya; sesuatu yang kini kami ceritakan kepada kalian.

Saya ingin menegaskan, bahwa Ikhwanul Muslimin hidup dengan aqidah mereka, mengharapkan kebaikan yang banyak dari aqidah itu, rela mati karenanya, dan hanya di sana mereka menemukan segala impian jiwa mereka akan kesenangan, kebahagiaan, kebenaran dan keindahan.

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (AI Hadid: 16)

Saudaraku, bila kini kalian setuju dengan kami atas prinsip ini, maka ketahuilah bahwa afiliasi (penisbatan nasab) kalian kepada Allah Subhanahahu wa Ta’ala mengharuskan kalian untuk memperhitungkan misi yang dibebankan di atas pundak kalian, bekerja dengan sungguhsungguh dan berkorban sepenuh hati demi menegakkan misi itu. Nah, maukah kalian melakukan yang demikian itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar